Max Cloud

Mengatur Auto Scaling & Alarm di EC2

Share This Post

Bayangkan Anda memiliki toko online. Pada hari biasa, jumlah pengunjung mungkin stabil, sekitar 500 orang per hari. Namun saat ada promo besar, tiba-tiba jumlah pengunjung melonjak menjadi puluhan ribu. Jika server tidak siap, website bisa lambat bahkan down, dan ini bisa berarti kehilangan penjualan.

Inilah salah satu alasan mengapa banyak perusahaan menggunakan AWS EC2 (Elastic Compute Cloud) dengan fitur Auto Scaling dan Alarm. Dengan Auto Scaling, server bisa otomatis menambah kapasitas saat dibutuhkan, lalu kembali mengecil ketika trafik sudah turun. Alarm membantu Anda mengetahui kondisi server sebelum terlambat.

Maka dari itu, dibawah ini kami akan membahas bagaimana cara mengatur Auto Scaling dan Alarm di EC2, serta tips agar penggunaannya lebih efektif.

Apa Itu EC2?

EC2 adalah layanan server virtual dari AWS. Anda bisa menyewa komputer di cloud dengan spesifikasi sesuai kebutuhan: jumlah CPU, RAM, penyimpanan, dan sistem operasi.

Keunggulan EC2:

  • Tidak perlu membeli server fisik.
  • Fleksibel, bisa dinaikkan atau diturunkan kapasitasnya.
  • Terintegrasi dengan layanan AWS lain.

Namun, jika server hanya satu dan kapasitasnya terbatas, risiko downtime tetap ada. Di sinilah Auto Scaling dan Alarm berperan.

Apa Itu Auto Scaling?

Auto Scaling adalah fitur AWS yang memungkinkan Anda menambah atau mengurangi jumlah instance EC2 secara otomatis berdasarkan kebutuhan.

Analogi sederhana:

  • Jika restoran ramai pengunjung, pemilik menambah pelayan sementara.
  • Jika sepi, pelayan tambahan dipulangkan agar biaya lebih efisien.

Auto Scaling bekerja dengan prinsip yang sama. Ia menjaga agar server tidak kewalahan saat beban meningkat, tetapi juga tidak boros biaya saat beban menurun.

Apa Itu Alarm?

Alarm di AWS dibuat menggunakan layanan CloudWatch. Alarm berfungsi untuk memantau kondisi server dan memberi notifikasi jika ada hal yang tidak normal.

Contoh alarm:

  • Jika CPU usage di atas 80% selama 5 menit, kirim peringatan ke email.
  • Jika trafik turun drastis, lakukan pengecekan sistem.

Dengan alarm, Anda bisa bertindak lebih cepat sebelum masalah menjadi lebih besar.

Komponen Utama dalam Auto Scaling

  1. Launch Template / Launch Configuration
    Ini adalah cetak biru untuk membuat instance baru. Anda bisa menentukan AMI (sistem operasi), tipe instance, storage, dan security group.
  2. Auto Scaling Group (ASG)
    Sekumpulan instance yang dikelola bersama. Anda menentukan berapa minimum, maksimum, dan jumlah instance yang diinginkan.
  3. Scaling Policy
    Aturan yang menentukan kapan menambah atau mengurangi instance. Biasanya berbasis metrik seperti CPU atau jumlah request.

Langkah Mengatur Auto Scaling di EC2

1. Membuat Launch Template

  • Buka AWS Management Console.
  • Pilih EC2 → Launch Templates → Create Launch Template.
  • Tentukan detail instance (AMI, tipe, key pair, security group).

2. Membuat Auto Scaling Group

  • Pilih Auto Scaling Groups → Create Auto Scaling Group.
  • Hubungkan dengan Launch Template.
  • Tentukan VPC dan subnet.
  • Atur minimum, maksimum, dan desired capacity.

Contoh:

  • Minimum = 2 (selalu ada 2 server aktif).
  • Maksimum = 10 (maksimal server yang boleh dibuat).
  • Desired = 2 (jumlah awal yang dijalankan).

3. Menambahkan Scaling Policy

  • Pilih metrik pemicu scaling.
  • Misalnya: jika CPU di atas 70% selama 5 menit, tambah 1 instance. Jika CPU di bawah 30% selama 10 menit, kurangi 1 instance.

Mengatur Alarm dengan CloudWatch

1. Membuat Alarm

  • Buka CloudWatch → Alarms → Create Alarm.
  • Pilih metrik, misalnya CPUUtilization.
  • Tentukan threshold (misalnya lebih dari 80%).
  • Atur tindakan, seperti kirim notifikasi via SNS (Simple Notification Service).

2. Menghubungkan Alarm dengan Auto Scaling

Alarm bisa digunakan untuk memicu scaling. Misalnya:

  • Alarm “CPU di atas 70%” memicu penambahan instance.
  • Alarm “CPU di bawah 30%” memicu pengurangan instance.

Tips Menggunakan Auto Scaling & Alarm di EC2

1. Tentukan Kapasitas Minimum dengan Bijak

Selalu sediakan kapasitas minimum agar aplikasi tidak benar-benar kehabisan server saat trafik naik mendadak.

2. Gunakan Load Balancer

Auto Scaling bekerja lebih baik jika digabung dengan Elastic Load Balancer (ELB). Load balancer akan membagi trafik ke semua instance yang tersedia.

3. Hindari Scaling Terlalu Sering

Gunakan “cooldown period” agar Auto Scaling tidak menambah atau mengurangi instance terlalu cepat. Misalnya, beri jeda 5 menit sebelum scaling berikutnya.

4. Monitor Biaya

Meskipun Auto Scaling membantu, jika konfigurasi salah bisa menyebabkan biaya membengkak. Pantau tagihan AWS secara rutin.

5. Uji Coba Sebelum Produksi

Lakukan simulasi trafik untuk melihat apakah scaling berjalan sesuai harapan.

Pengalaman Nyata

Sebuah startup e-commerce di Jakarta awalnya menjalankan aplikasinya di 3 server EC2. Pada saat flash sale, trafik meningkat 10 kali lipat, membuat website sering lambat.

Setelah mengaktifkan Auto Scaling:

  • Server minimum tetap 3.
  • Saat trafik meningkat, Auto Scaling menambah hingga 12 server.
  • Setelah trafik turun, server otomatis kembali menjadi 3.
  • Alarm CPU dan memori membantu tim teknis mengetahui kapan kapasitas mendekati batas.

Hasilnya, website tetap lancar saat flash sale, dan biaya server tetap efisien karena hanya membayar saat benar-benar digunakan.

Kesalahan Umum dalam Auto Scaling

  1. Menetapkan kapasitas maksimum terlalu rendah
    Akibatnya server tidak bisa bertambah saat trafik naik tinggi.
  2. Tidak menggunakan Load Balancer
    Tanpa load balancer, instance tambahan tidak efektif karena trafik tidak terbagi rata.
  3. Alarm tidak dikonfigurasi dengan benar
    Bisa berakibat scaling tidak berjalan atau peringatan tidak terkirim.
  4. Lupa memonitor biaya
    Auto Scaling bisa menambah server banyak sekali jika threshold terlalu rendah.

Kesimpulan

Auto Scaling dan Alarm di EC2 adalah kombinasi yang kuat untuk menjaga aplikasi tetap stabil dan efisien.

  • Auto Scaling memastikan server bertambah saat trafik naik dan berkurang saat trafik turun.
  • Alarm membantu mendeteksi kondisi abnormal agar Anda bisa bertindak cepat.
  • Digabung dengan Load Balancer, sistem menjadi lebih tahan terhadap lonjakan trafik.

Bagi bisnis online, fitur ini bisa menjadi penyelamat. Anda tidak perlu lagi khawatir website down saat promo besar atau acara khusus. Dengan Auto Scaling dan Alarm, infrastruktur akan menyesuaikan diri secara otomatis, sementara Anda bisa fokus pada bisnis dan pengguna.

More To Explore

Pengetahuan

Keunggulan Keamanan Private Cloud

Pernahkah Anda mendengar istilah “data adalah emas baru”? Ungkapan itu semakin terasa nyata di era digital sekarang. Perusahaan besar maupun kecil menyimpan hampir seluruh aset

Pengetahuan

Colocation Rack dan Sertifikasi Data Center: Apa Pentingnya?

Pernahkah Anda membayangkan betapa rapuhnya bisnis digital jika infrastruktur server tidak stabil? Bayangkan sebuah e-commerce besar yang sedang menghadapi puncak penjualan saat Harbolnas, lalu servernya