Max Cloud

Biaya Colocation Rack: Panduan Perhitungan untuk Bisnis

Share This Post

Ketika sebuah bisnis mulai berkembang dan semakin bergantung pada infrastruktur digital, muncul satu pertanyaan penting: “Apakah sudah saatnya memindahkan server ke data center?”

Untuk banyak bisnis, jawaban dari pertanyaan itu adalah colocation rack. Solusi ini memungkinkan perusahaan untuk menyimpan server fisik mereka di fasilitas data center yang aman, andal, dan dilengkapi infrastruktur kelas enterprise.

Namun, satu hal yang sering membuat pebisnis ragu adalah biaya. Banyak yang bertanya:

  • Berapa sebenarnya biaya colocation rack?
  • Apa saja yang termasuk dalam biaya tersebut?
  • Bagaimana cara menghitungnya agar tidak tekor?

Maka dari itu, di bawah ini kami akan membahas biaya colocation rack tanpa jargon teknis yang membingungkan, supaya Anda bisa mengambil keputusan bisnis yang cerdas dan terukur.

Apa Itu Colocation Rack?

Colocation rack adalah layanan penyimpanan server di pusat data (data center) milik pihak ketiga. Anda membawa server sendiri, tapi menyimpannya di tempat yang aman, dingin, terkoneksi cepat, dan selalu online.

Apa yang Anda dapatkan:

  • Rak (rack) di data center
  • Koneksi internet berkecepatan tinggi
  • Sumber daya listrik redundan (dual power)
  • Pendinginan (cooling system)
  • Fitur keamanan 24/7 (CCTV, biometrik, dsb.)
  • Layanan teknis jika dibutuhkan (remote hands)

Dengan colocation, Anda tetap memiliki server secara fisik, tapi tidak perlu pusing memikirkan tempat, listrik, atau AC-nya.

Kenapa Banyak Bisnis Memilih Colocation Rack?

  • Biaya infrastruktur lebih efisien daripada membangun ruang server sendiri
  • Uptime lebih tinggi karena fasilitas profesional
  • Keamanan lebih baik, baik fisik maupun siber
  • Skalabilitas mudah—tinggal tambah rack jika bisnis tumbuh
  • Regulasi—beberapa sektor butuh data disimpan di lokasi khusus

Tapi untuk bisa menikmati semua keunggulan ini, Anda perlu memahami bagaimana struktur biaya colocation bekerja.

Komponen Biaya Colocation Rack

Mari kita bedah satu per satu komponen biaya dalam colocation rack. Karena biaya tidak hanya “sewa tempat” saja, ada beberapa aspek lain yang penting dipertimbangkan:

1. Biaya Sewa Rack (Rack Space)

Ini adalah biaya utama: menyewa ruang fisik di data center. Biasanya dihitung per ukuran:

  • 1U atau 2U (unit): Ukuran kecil, cocok untuk server rackmount
  • Quarter Rack (sekitar 10U)
  • Half Rack (sekitar 20U)
  • Full Rack (42U atau lebih)

Semakin besar ruang yang disewa, semakin tinggi biayanya. Tapi biasanya harga per U akan lebih murah jika menyewa dalam jumlah besar.

Kisaran Harga:
  • 1U: Rp500.000 – Rp1.500.000 / bulan
  • Quarter Rack: Rp3 juta – Rp5 juta / bulan
  • Half Rack: Rp5 juta – Rp9 juta / bulan
  • Full Rack: Rp10 juta – Rp15 juta / bulan

2. Biaya Daya Listrik (Power Usage)

Server butuh daya listrik konstan. Biaya ini tergantung pada:

  • Berapa besar daya yang digunakan (ampere/kW)
  • Apakah listrik tersebut redundant (dual source)
  • Beban server Anda (idle atau high performance)

Biasanya tagihan dihitung per kWh atau per kW per bulan.

Catatan penting: Biaya listrik bisa jadi komponen terbesar dalam colocation.

Kisaran Harga:
  • Mulai dari Rp500.000 – Rp3 juta per kW per bulan
  • Untuk server kecil, mungkin hanya 100–300 watt
  • Untuk server AI atau GPU, bisa di atas 1.000 watt

3. Biaya Koneksi Internet (Bandwidth)

Data center menyediakan koneksi super cepat dan stabil, tapi itu tentu ada biayanya. Tergantung kebutuhan Anda, koneksi bisa:

  • Shared bandwidth (misalnya 100 Mbps shared)
  • Dedicated bandwidth (misalnya 10 Mbps dedicated)
Kisaran Harga:
  • Shared 100 Mbps: mulai Rp500.000 – Rp2 juta / bulan
  • Dedicated 10 Mbps: mulai Rp2 juta – Rp4 juta / bulan
  • Plus biaya burst atau overusage (jika ada limit kuota)

4. Remote Hands dan Support Teknis

Jika sewaktu-waktu Anda perlu bantuan teknisi data center untuk:

  • Reboot server
  • Ganti kabel
  • Cek log
  • Pasang perangkat baru

Maka layanan ini akan dikenakan biaya tambahan, kecuali sudah termasuk dalam paket.

Kisaran Harga:
  • Per jam: Rp250.000 – Rp1.000.000
  • Atau sudah termasuk 1–2 jam gratis per bulan

5. Biaya Setup Awal (One-Time)

Beberapa penyedia mengenakan biaya instalasi awal, misalnya untuk:

  • Pemasangan server
  • Konfigurasi IP
  • Aktivasi koneksi
  • Penyambungan listrik
Kisaran Harga:
  • Sekitar Rp500.000 – Rp2 juta satu kali bayar

6. Biaya IP Publik dan Keamanan Tambahan

Jika Anda ingin server Anda bisa diakses dari luar (misalnya web server, game server), maka Anda butuh IP publik.

Anda juga bisa membeli layanan tambahan seperti firewall, monitoring, DDoS protection.

Kisaran Harga:
  • IP Publik: Rp50.000 – Rp200.000 per IP / bulan
  • Firewall: mulai Rp300.000 / bulan
  • DDoS Protection: Rp500.000 – Rp2 juta / bulan

Contoh Simulasi Biaya Colocation untuk UKM

Misalnya Anda memiliki satu server dan ingin colocation untuk web hosting dan backup file kantor.

Simulasi:

  • Sewa space 1U: Rp1.000.000
  • Daya listrik (0.2 kW): Rp600.000
  • Internet shared 100 Mbps: Rp1.000.000
  • IP Publik 1 buah: Rp100.000
  • Biaya setup awal: Rp1.000.000 (sekali bayar)

Total Bulanan: Rp2.700.000
Total Pertama (dengan setup): Rp3.700.000

Masih lebih hemat daripada membangun ruang server sendiri, beli UPS, pasang AC, dan bayar listrik kantor yang tidak efisien.

Tips Menghemat Biaya Colocation Rack

Berikut beberapa tips agar bisnis Anda tetap efisien secara biaya:

  1. Analisis kebutuhan dengan realistis
    Jangan langsung sewa full rack jika hanya butuh 1U.
  2. Gabungkan beberapa layanan
    Misalnya, banyak vendor menawarkan bundling antara colocation + koneksi + support dengan harga lebih murah.
  3. Gunakan server hemat daya
    Teknologi server sekarang sudah banyak yang lebih efisien. Hemat listrik = hemat biaya.
  4. Tanya apakah ada paket diskon tahunan
    Bayar bulanan fleksibel, tapi bayar tahunan bisa lebih hemat 10–20%.
  5. Cek lokasi data center
    Pilih yang dekat dengan kantor untuk kemudahan teknis dan biaya transport, kalau sewaktu-waktu perlu datang langsung.

Kapan Saat yang Tepat untuk Colocation Rack?

Berikut tanda-tanda bahwa bisnis Anda sudah siap (atau butuh segera) beralih ke colocation:

  • Server di kantor sering panas, lambat, atau mati
  • Listrik kantor tidak stabil
  • Kebutuhan uptime mulai tinggi (web, aplikasi, sistem transaksi)
  • Biaya pemeliharaan kantor mulai membengkak
  • Butuh akses internet cepat & stabil
  • Ingin meningkatkan keamanan data dan infrastruktur
  • Kebutuhan pertumbuhan bisnis makin besar

Biaya colocation rack memang terlihat seperti pengeluaran tambahan. Tapi jika dihitung secara keseluruhan seperti listrik, AC, jaringan, keamanan, uptime, bahkan tenaga IT justru bisa lebih hemat, lebih aman, dan lebih scalable dibanding mengelola semuanya sendiri di kantor.

Anggap saja seperti menyewa apartemen yang sudah lengkap, nyaman, dan dikelola profesional, daripada membangun rumah dari nol untuk tempat server Anda.

Dengan panduan ini, semoga Anda lebih siap dan percaya diri dalam menghitung, merencanakan, dan memutuskan colocation sebagai bagian dari pertumbuhan bisnis Anda.

More To Explore

Hosting

Cara Mengecek Uptime dan Kecepatan Hosting

Bayangkan sebuah toko yang tiba-tiba tutup di jam sibuk. Pelanggan yang datang kecewa, lalu pergi ke toko lain. Itulah yang terjadi jika website Anda down,

Pengetahuan

Apa Itu Intel Quick Sync Video dan Manfaatnya?

Kita hidup di era visual. Setiap hari, miliaran orang di seluruh dunia menonton, membagikan, dan mengunggah video. Mulai dari konten YouTube, TikTok, Zoom Meeting, hingga